Add caption |
Dalam
Film Dokumenter
KOTA JAMBI,BPost-Gubenur Jambi, H.Zumi
Zola, S.TP, MA menghimbau generasi muda Jambi untuk mengeksplor (menggali dan
mengangkat) Provinsi Jambi dalam film dokumenter.
Himbauan tersebut disampaikan oleh Zumi
Zola dalam Eagle Roadshow Indonesia Sehat, Eagle Award Documentary Competition,
bertempat di Aula Rektorat Universitas Jambi (Unja), Kampus Mendalo, Kabupaten
Muaro Jambi, Kamis (19/5) siang.
Eagle Award Documentary Competition adalah
ajang kompetisi film dokumenter se Indonesia yang diselenggarakan oleh Eagle
Institute, yayasan dibawah Metro TV, untuk memunculkan sineas-sineas di tanah
air. Dan, ini pertama kalinya Jambi dikunjungi oleh tim Eagle Institute.
Zola mengemukakan bahwa kedatangan tim
Eagle Institute ke Provinsi Jambi merupakan kesempatan yang sangat baik bagi
Jambi, terutama bagi generasi muda Jambi untuk mengangkat Jambi dalam film
dokumenter. Zola menghimbau generasi muda Jambi untuk berkarya dalam film
dokumenter dan memanfaatkan kedatangan tim Eagle Institute ke Jambi semaksimal
mungkin.
“Film dokumenter itu punya kekhasan
dibandingkan dengan jenis film yang biasa kita tonton di bioskop, dalam film
dokumenter, nilai idealismenya tinggi, kejujurannya sangat tinggi, informasinya
sangat padat. Saya pikir ini bagus untuk menjadi salah satu pilihan bagi
adik-adik di Jambi ini untuk membuat film dokumenter nantinya,” ujar Zola.
Zola mengatakan, banyak bahan untuk
dijadikan film dokumenter di Provinsi Jambi, dari Keinci sampai Tanjung Jabung
Timur, yang bisa diangkat, misalnya Suku Anak Dalam yang pernah dijadikan film
di layar lebar Sokola Rimba yang mendapat respon positif.
“Kita mempunyai banyak bahan, ini
tantangan kita,” sebut Zola.
“Terimakasih kepada Metro TV yang sudah memberikan
kesempatan bagi anak muda Jambi untuk dapat berkarya dalam film dokumenter.
Saya sangat berharap akan banyak bahan tentang Jambi yang bisa diangkat menjadi
film dokumenter,” harap Zola.
Ketika ditanyakan tanggapan tentang
kedatangan tim Eagle Institute yang baru pertama kali datang ke Jambi setelah
12 tahun Eagle Institute, dan pengalaman Zumi Zola dalam dunia perfilman
menjadi salah satu alasan penting pihak Eagle Institute untuk datang ke Jambi,
Zola menyatakan apresiasi kepada pihak Eagle Institute atas pertimbangan
tersebut.
“Alhamdulillah, kalau ada sedikit banyak
faktor yang bisa saya berikan yang bisa memberikan manfaat untuk Jambi yang
menjadi pertimbangan dari pihak Eagle Awards. Jambi mendapatkan kesempatan yang
luar biasa ini, jangan lewatkan kesempatan yang baik ini, berkaryalah, buatlah
film dokumenter. Jangan berpikir terlalu rumit dulu, yang diinginkan dan yang
paling penting adalah idenya, ide yang paling menarik, nanti akan dibiayai
untuk dibuatkan film. Jadi, jangan terlalu banyak pertanyaan teknis, jangan
pikirkan itu, yang paling penting dinilai di sini adalah idenya,” jelas Zola.
“Saya mengucapkan terimakasih kepada
Metro TV dan kepada pihak penyelenggara program Eagle Award sudah memilih
Jambi, memberikan kesempatan bagi generasi muda Jambi untuk berkarya dibidang
film dokumenter. Dan, insyaallah pilihannya tidak salah, mengapa demikian,
karena kreativitas anak-anak muda Jambi itu sangat baik sekali, ditunjang lagi
dengan bahan-bahan yang banyak sekali. Di tingkat nasional sudah diangkat di
layar lebar, Sokola Rimba SAD, itu baru satu, masih banyak lagi yang bisa
diangkat, dari daerah pegunungan Kerinci sampai daerah pesisir Tanjung Jabung
Timur Tdan anjung Jabung Barat,” terang Zola.
“Mudah-mudahan ini bisa menjadi
trigger(pemicu) untuk anak-anak muda di Jambi. Yuk, kita berkarya, yang selama
ini mungkin dengan gadget sudah tidak asing lagi, dan, membuat film dokumenter
itu kan saya pikir, dengan menggunakan handycam bisa, tidak perlu berpikir yang
rumit-rumit, tinggal kekuatan intinya adalah di ide, ide apa yang disampaikan
dalam film dokumenter itu,” lanjut Zola.
“Saya optimis, banyak sekali yang bisa
dieksplor dan nanti bisa sampai ke tingkat nasional. Selain SAD, mungkin bisa
diangkat dedikasi dari tenaga pendidik dan dedikasi dari tenaga pengajar yang
bekerja di pedalaman. Misalnya, kemarin saya bertemu dengan seorang dokter yang
sudah mengabdikan dirinya di pedalaman untuk Suku Anak Dalam selama 15 tahun.
Ini menjadi suatu inspirasi luar biasa. Selain itu, mungkin bisa jga diangkat
tentang semangat tinggi anak-anak yang ingin sekolah di pedalaman,” jelas Zola.
“Ada suatu kejujuran yang ingin
disampaikan dalam film dokumenter, ada informasi yang disampaikan yang mungkin
kita belum tau sebelumnya, dan itu baik,” pungkas Zola.
Sebelumnya, produser film dokumenter
dari Eagle Institute, Jastis menyatakan, setelah 12 tahun Eagle Institute, ini
pertama kalinya pihak Eagle Institute datang ke Jambi. Jastis mengungkapkan,
alasan pemilihan Jambi, selain sebelumnya belum pernah didatangi oleh pihak
Egle Institute, adalah karena Gubernur Jambi, Zumi Zola adalah eks aktor,
mempunyai pengalaman dalam dunia perfilman.
Jastis mengharapkan, dengan kedatangan
tim Eagle Institute ke Jambi, akan lahir film dokumenter tentang Jambi atau
dengan bahan Jambi, dengan local wisdom (kearifan lokal) yang bisa
menginspirasi.
“Hal-hal yang inspiring bisa memberikan
energi positif bagi masyarakat,” ungkap Jastis.
Jastis menyatakan, Eagle Institute ingin
meberikan kesempatan luas kepada masyarakat Indonesia, termasuk Jambi, untuk
membuat film dokumenter. Jastis mengungkapkan, orang yang tertatik untuk
membuat film dokumenter tidak perlu memikirkan teknis dalam pembuatan film,
namun yang paling penting adalah ide dan gagasannya menarik, kemudian pihak
Eagle Institute akan membantu untuk memfasilitasi untuk menjadikannya film
dokumenter.
“Jangan memikirkan teknis, cukup
gagasannya,” ujar Jastis.
Toni Trimarsanto, sesepuh dalam
pembuatan film dokumenter menambahkan, ada 3 indikator kesuksesan film
dokumenter, yaitu : 1.Ada keteladanan dari film yang disajikan, 2.Kalau ada
masalah seperti apa solusinya, dan 3.Drama, artinya bagaimanapun film yang
disajikan harus bisa dinikmati.
Dalam acara yang dipandu oleh presenter
Metro TV, Stephanie Silitonga tersebut, dilakukan tanya jawab para mahasiswa
mahasiswi dengan pihak Eagle Institute dan dengan Gubernur Jambi.
Pada kesempatan tersebut, Zola
mengatakan, film dokumenter favoritnya adalah film berjudul “Oversize Me,” film
yang mengisahkan tentang seorang anak muda yang meneliti dampak dari
terus-menerus mengkonsumsi makanan junk fooddan fast food (makanan cepat saji)
terhadap kesehatan tubuh. Zola mengemukakan, nilai positif dari film Oversize
Me tersebut adalah, si anak muda tersebut rela menjadikan dirinya sendiri
menjadi bahan pembuktian. (mie/adv)
Posting Komentar